Sabtu, 06 Desember 2014

Halaman 1

     Pagi itu suasana di halaman depan Rektorat Universitas Galuh Ciamis sangat riuh. Para mahasiswa baru jurusan Pendidikan Jasmani kesehatan dan Rekreasi yang mengenakan kaos serupa berwarna merah dan beberapa aksesoris konyol sedang menunggu acara Bimbingan Akademik dari senior mereka. Beberapa diantaranya ada yang aktif berkenalan karena memang belum saling mengenal, sementara yang lain acuh pada keadaan sekitar. Suara saling tegur sapa dan kalimat perkenalan terdengar menggema disepanjang halaman depan kampus terebut.

    "Mahasiswa baru dimohon untuk berbaris sesuai kelompoknya, kita akan adakan pengundian nomor urut untuk menentukan kelompok mana yang akan melaksanakan misi terlebih dahulu." Himbauan dari pengeras suara tersebut sontak langsung menertibkan barisan mahasiswa baru yang semula tak tertata. Masing-masing kelompok pun langsung berbaris berbanjar memanjang kebelakang dipimpin oleh sang ketua kelompok. Setelah itu suara dari pengeras memerintahkan masing-masing ketua kelompok maju untuk mengambil nomor undian.

    55 nomor urut yang disediakan senior untuk 55 kelompok satu persatu telah diambil. Setelah itu masing-masing kelompok melaporkan nomor urut yang didapatnya. Namun situasi penuh tanda tanya muncul saat satu gulungan nomor urut belum juga diambil. Dan setelah terdata dari masing-masing kelompok, ternyata dapat diketahui bahwa nomor urut yang belum diambil itu adalah nomor urut pertama. Sontak mengetahui keadaan tersebut senior mulai menaikkan tensi dan menanyakan lewat pengeras suara kelompok mana yang belum mengambil nomor urut. Masing-masing kelompok saling memandang mecari tahu kelompok mana yang belum mengambil.

    "Saya ulangi lagi, bagi kelompok yang belum mengambil nomor urut harap segera mengambilnya!!" ulang senior dari pengeras suara. Karena tak juga mendapat respon dari kelompok yang belum mengambil maka ketua senior memerintahkan bawahannya untuk mengumpulkan semua ketua kelompok dan mendatanya. Satu per satu ketua kelompok ditanya nomor yang didapat dan keseluruhan dari mereka menjawab pertanyaan tersebut secara bergantian. Dan benar saja, ternyata ketua kelompok yang berkumpul pun hanya berjumlah 54 orang. Kurang satu orang ketua kelompok yang belum berkumpul kedepan.

    "Ada yang mau mempermainkan saya rupanya, ketua kelompok yang belum maju mana!!!!!!" seru ketua senior. Namun sekali lagi tak ada respon dari kelompok yang belum mengambil nomor urut. Sedangkan kelompok lain yang merasa sudah mengambil saling menengok memastikan bahwa kelompok yang ada disampingnya sudah mengambil. Beberapa menit berlalu dan tetap saja belum diketahui kelompok mana yang belum mengambil. Akhirnya ketua senior memerintahkan untuk memanggil lagi seluruh ketua kelompok yang sebelumnya telah kembali ke kelompok masing-masing.